Kamis, 31 Januari 2019

HAKEKAT MANUSIA dan KEBUDAYAAN YANG SALING BERKAITAN

MANUSIA

Satu hal yang tak terbantahkan: manusia adalah mahkluk dominan di muka bumi ini. Buah karyanya telah mengubah wajah dunia. Ini semua mungkin, karena manusia mampu bekerja sama dengan berpijak pada prinsip-prinsip yang rasional. Manusia mempunyai kelebihan yang luar bisaa. Kelebihan itu adalah dikaruniainya akal. Dengan dikarunia akal, manusia dapat mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya serta mampu mengatur dan mengelolaalam semesta ciptaan Allah adalah sebagai amanah. Secara bahasa manusia berasal dari kata“manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). ada pula pengertian manusia berdasarkan para ahli, salah satunya adalah Paila J. C. & Janet W. K.. Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.


HAKEKAT MANUSIA

       Manusia adalah keyword yang harus dipahami terlebih dahulu bila kita ingin memahami pendidikan. Untuk itu perlu kiranya melihat secara lebih rinci tentang beberapa pandangan mengenai hakikat manusia.
1. Pandangan Psikoanalitik 
Dalam pandangan psikoanalitik diyakini bahwa pada hakikatnya manusia digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instingtif. Hal ini menyebabkan tingkah laku seorang manusia diatur dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang memang ada dalam diri manusia. Terkait hal ini diri manusia tidak memegang kendali atau tidak menentukan atas nasibnya seseorang tapi tingkah laku seseorang itu semata-mata diarahkan untuk mememuaskan kebuTuhan dan insting biologisnya. 

2. Pandangan Humanistik 
Para humanis menyatakan bahwa manusia memiliki dorongan-dorongan dari dalam dirinya untuk mengarahkan dirinya mencapai tujuan yang positif. Mereka menganggap manusia itu rasional dan dapat menentukan nasibnya sendiri. Hal ini membuat manusia itu terus berubah dan berkembang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih sempurna. Manusia dapat pula menjadi anggota kelompok masyarakat dengan tingkah laku yang baik. Mereka juga mengatakan selain adanya dorongan-dorongan tersebut, manusia dalam hidupnya juga digerakkan oleh rasa tanggung jawab sosial dan keinginan mendapatkan sesuatu. Dalam hal ini manusia dianggap sebagai makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial.
  • Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tentang manusia dan makna eksistensi manusia di dunia. Pengertian hakikat manusia berkenaan dengan “prinsip adanya” (principe de’etre) manusia. Dengan kata lain, pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan tentang “sesuatu yang olehnya” manusia memiliki karakteristik khas yang memiliki sesuatu martabat khusus” (Louis Leahy, 1985). Aspek-aspek hakikat manusia, antara lain berkenaan dengan asal-usulnya (contoh: manusia sebagai makhluk Tuhan), struktur metafisikanya (contoh: manusia sebagai kesatuan badan-ruh), serta karakteristik dan makna eksistensi manusia di dunia (contoh: manusia sebagai makhluk individual, sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk berbudaya, sebagai makhluk susila, dan sebagai makhluk beragama).

KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR

Bangsa Timur umumnya dikenal baik dengan mengedepankan norma-norma, moral, dan etika, dan nilai adat istiadat serta nilai kebudayaannya yang sangat dijunjung tinggi. Kepribadian Bangsa Timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam berpakaian serta santun dalam berperilaku. Tak heran bahwa Bangsa Timur sangat terkenal dengan keramah tamahan penduduknya yang lebih bersahabat. Salah satu dari bangsa timur itu adalah bangsa Indonesia.

Sejak jaman dahulu bangsa Indonesia dikenal oleh bangsa lain sebagai bangsa yang memiliki kepribadian positif. Selain itu, Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai Negara yang memiliki adat istiadat yang sangat beragam. Sebagai bangsa timur Indonesia dikenal juga sebagai bangsa yang memiliki kepribadian santun, ramah, suka bergotong-royong, peduli, empati, dan lain sebagainya.

Santun adalah suatu sikap positif dalam berprilaku. Santun dapat di implementasikan dengan cara santun berpakaian, berbicara, berprilaku, dan lain sebagainya. Dalam kehidupan berbudaya di Indonesia, santun adalah hal yang sangat mendasar. Sopan santun adalah energi positif, yang dapat menciptakan kehidupan pribadi yang lebih berkualitas. Karena, saat seseorang mengekspresikan sopan santun dalam sikap dan perilaku, maka dia sedang menularkan energi baik kepada orang lain, dan orang lain yang merasakan energi baik tersebut, hatinya menjadi lebih peduli untuk melayani energi sopan santun.



UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Clyde Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culturemembagi kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah :

1. Sistem Bahasa

Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.

2. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya. Namun, yang menjadi kajian dalam antropologi adalah bagaimana pengetahuan manusia digunakan untuk mempertahankan hidupnya. Misalnya, masyarakat biasanya memiliki pengetahuan akan astronomi tradisional, yakni perhitungan hari berdasarkan atas bulan atau benda-benda langit yang dianggap memberikan tandatanda bagi kehidupan manusia.

3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi sosial merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial dalam kehidupannya.

4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.

5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain a. berburu dan meramu; b. beternak; c. bercocok tanam di ladang; d. menangkap ikan; e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

6. Sistem Religi

Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut. Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif. Kajian antropologi dalam memahami unsur religi sebagai kebudayaan manusia tidak dapat dipisahkan dari religious emotion atau emosi keagamaan. Emosi keagamaan adalah perasaan dalam diri manusia yang mendorongnya melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religius. Emosi keagamaan ini pula yang memunculkan konsepsi benda-benda yang dianggap sakral dan profan dalam kehidupan manusia.

7. Kesenian

Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi. Dalam kajian antropologi kontemporer terdapat kajian visual culture, yakni analisis kebudayaan yang khusus mengkaji seni film dan foto. Dua media seni tersebut berusaha menampilkan kehidupan manusia beserta kebudayaannya dari sisi visual berupa film dokumenter atau karya-karya foto mengenai aktivitas kebudayaan suatu masyarakat.


WUJUD KEBUDAYAAN

Budaya atau kebudayaan seringkali dikaitkan dengan bidang seni, terlebih lagi tentang budaya yang selalu dikaitkan dengan eksotisme. Sebaliknya, segala hal yang berkaitan dengan perilaku manusia dalam kehidupannya dapat dikategorikan sebagai kebudayaan. Mulai dari cara berjalan, bertutur kata, sopan santun, cara makan, bahkan cara memilih pimpinan.

Dalam hal ini, Koentjaraningrat memecah kebudayaan dalam tiga wujud, yaitu:

1. Wujud kebudayaan sebagai sistem ide

  • Sifatnya abstrak dan tidak bisa diraba atau direkam dan terdapat di dalam alam pikiran individu penganut kebudayaan tersebut. Wujud ini hanya dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk norma, adat istiadat, agama dan hukum.
  • Contoh: Aturan atau norma sopan santun dalam bertutur kata kepada orang yang lebih tua, aturan bertamu di rumah orang lain. Contoh wujud konkretnya terdapat di dalam undang-undang atau aturan tertulis.

2. Wujud kebudayaan sebagai sistem aktivitas

  • Sebuah aktivitas atau kegiatan sosial yang berpola dari individu dalam suatu masyarakat. Sistem ini terdiri dari aktivitas manusia yang saling berinteraksi dan berhubungan secara berkelanjutan dengan sesamanya. Sifatnya konkret, dapat dilihat atau dipotret.
  • Contoh: Budaya upacara perkawinan, proses pemilihan pemimpin, atau kampanye partai yang dikategorikan sebagai wujud kebudayaan yang berupa aktivitas individu.

3. Wujud kebudayaan sebagai sistem artefak

  • Ini merupakan wujud yang paling konkret, dapat dilihat dan diraba langsung. Wujudnya berupa kebudayaan fisik hasil kebudayaan manusia yang berupa tataran sistem ide, pemikiran atau aktivitas manusia yang berpola.
  • Contoh: Wayang golek dari Jawa, kain ulos dari Batak, songket dari Padang, ataupun sebuah mahar berupa barang yang harus diberikan dalam upacara adat perkawinan.
  • Keterkaitan dan saling melengkapi dari ketiga wujud tersebut, membuat sebuah kebudayaan menjadi aktivitas yang berpola dari suatu masyarakat. Keteraturan pola dan batasan menjadi acuan atau pedoman hidup bagi penganut kebudayaan tertentu.


ORIENTASI NILAI BUDAYA

Terdapat banyak nilai kehidupan yang ditanamkan oleh setiap budaya yang ada di dunia.Nilai kebudayaan pasti berbeda-beda pada dasarnya tetapi kesekian banyak kebudayaan di duniaini memiliki orientasi-orientasi yang hampir sejalan terhadap yang lainnya. Jika dilihat dari limamasalah dasar dalam hidup manusia, orientasi-orientasi nilai budaya hampir serupa.Lima Masalah Dasar Dalam Hidup yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia (kerangka Kluckhohn ) :

1. Hakekat Hidup

1.Hidup itu buruk
2.Hidup itu baik  
3.Hidup bisa buruk dan baik, tetapi manusia tetap harus bisa berikthtiar agar hidup bisa menjadi baik. 
4.Hidup adalah pasrah kepada nasib yang telah ditentukan.

2. Hakekat Karya

1.Karya itu untuk menafkahi hidup
2.Karya itu untuk kehormatan.


  • Persepsi Manusia Tentang Waktu 
1.Berorientasi hanya kepada masa kini. Apa yang dilakukannya hanya untuk hari ini danesok. Tetapi orientasi ini bagus karena seseorang yang berorientasi kepada masa kinipasti akan bekerja semaksimal mungkin untuk hari-harinya.
2.Orientasi masa lalu. Masa lalu memang bagus untuk diorientasikan untuk menjadi sebuahevolusi diri mengenai apa yang sepatutnya dilakukan dan yang tidak dilakukan.
3.Orientasi masa depan. Manusia yang futuristik pasti lebih maju dibandingkan denganlainnya, pikirannya terbentang jauh kedepan dan mempunyai pemikiran nyang lebihmatang mengenai langkah-langkah yang harus di lakukann nya.

3. Pandangan Terhadap Alam

1.Manusia tunduk kepada alam yang dashyat.
2.Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam.
3.Manusia berusaha menguasai alam.

4. Hubungan Manusia Dengan Manusia

1.Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya, barjiwa gotongroyong.
2.Orientasi vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh yang mempunyai otoriteruntuk memerintah dan memimpin.
3.Individualisme, menilai tinggi uaha atas kekuatan sendiri.


PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dikarenakan adanya ketidaksesuaian terhadap unsur-unsur budaya. Perubahan kebudayaan biasanya terjadi karena adanya ketidakserasian terhadap fungsi yang ada pada kehidupan. Seiring dengan berkembangnya zaman maka perubahan kebudayaan akan terus terjadi, hal ini dikarenakan perubahan kebudayaan terjadi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Faktor Terjadinya Perubahan Kebudayaan

Terjadinya perubahaan kebudayaan tentunya disebabkan karena ada faktor yang mendorong terjadinya perubahan tersebut. Faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan meliputi faktor internal dan juga eksternal. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai faktor internal dan juga faktor eksternal terjadinya perubahan kebudayaan.
  • Faktor internal terjadinya perubahan kebudayaan yaitu sebagai berikut:
  1. Terjadinya perubahan demografis. Perubahan itu mencakup perubahan ukuranm struktur, dan juga distribusi penduduk. Contoh dari perubahan demografis yaitu kelahiran, kematian, dan juga migrasi.
  2. Adanya penemuan baru baik itu ide ataupun alat, atau dapat juga menyempurnakan penemuan baru tersebut dan memperbaharui ataupun mengganti yang ada.
  3. Adanya konflik sosial di dalam masyarakat. Dengan adanya konflik sosial maka dapat merubah suatu kepribadian orang yang ada pada bagian masyarakat tersebut. Contohnya seseorang yang tiba-tiba menjadi pendiam, tidak mau bersosialisasi dengan orang lain.
  4. Adanya pemberontakan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan kebudayaan pada struktur pemerintahan.

Faktor eksternal terjadinya perubahan kebudayaan yaitu sebagai berikut:

  1. Terjadinya peperangan merupakan faktor eksternal terjadinya perubahan kebudayaan. Dengan adanya peperangan maka akan terjadi perubahaan unsur-unsur budaya pada suatu negara baik dalam unsur ekonomi, sistem pengetahuan, teknologi, bahasa, kesenian ataupun sistem kemasyarakatan.
  2. Faktor eskternal kedua yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan yaitu adanya pengaruh budaya lain. Adanya pengaruh budaya lain biasanya lebih mudah terjadi pada masyarakat yang terbuka, karena masyarakat terbuka dapat lebih mudah menerima adanya unsur budaya lain. Contoh dari adanya pengaruh budaya lain yaitu adanya hubungan antara dua bangsa yang dapat saling mempengaruhi seperti terjadinya akulturasi, difusi (penyebaran kebudayaan). dan juga proses bertemunya antar budaya yang menghasilkan suatu budaya baru akan tetapi tidak melihat budaya lama (Asimilasi).
  3. Terjadinya perubahan alam dapat mempengaruhi juga perubahan kebudayaan. Maksud dari perubahan alam yaitu perubahan lingkungan fisik yang disebabkan karena bencana alam misalkan gempa bumi, tsunami, banjir, longsor, dll. Dengan terjadinya suatu bencana alam maka akna terjadi banyak perubahan pada kehidupan seperti perpindahan tempat tinggal maka mau tidak mau mereka harus saling menyesuaikan hal tersebut memicu terjadinya perubahan kebudayaan.


KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Klukkhohn dan Kelly bahwa “Budaya berupara rancagan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap perilaku manusia berikutnya yang kita sebutsebagai nilai budaya.
Berdasarkan penjelasan di atas hubungan manusia dengan kebudayaan adalahkebudayaan merupakann hasil dari ide, gagasan dan pemikiran baik nyata ataupunabstrak dan juga rancaangan hidup masa depan. Sehingga dapat diartikan pula bahwa semakin tinggi tingkat kebudayaan manusia, semakin tinggi pula tinggkat pemikirian setiap manusia. kebudayaan itu sendiri digunakan untuk melangsungkan kehidupan bermasyarakat antar manusia karena sifat manusia yaitu makhluk sosial yaitu manusiatidak dapat hidup sendiri melainkan harus hidup dengan manusia lainnya.
Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berbudaya. Manusia sebagai makhluk berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihandari makhluk-makhluk lain yang diciptakan di muka bumi ini yaitu manusia memiliki akal yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring dengan berjalannya waktu.



DAFTAR PUSTAKA : 

Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Februari 2013 VOL. XIII, NO. 2, 296-317

Dr. Sumantri, Muhammad S. M.Pd.. 2015. Hakikat Manusia Dan Pendidikan.Yogyakarta.

Cassirer, Ernst. Diindonesiakan oleh  Alois A. Nugroho. 1990. Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esei tentang Manusia. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.  

Siany L., Atiek Catur B. 2009. Khasanah Antropologi 1.
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Dardiri, Achmad. 2005. URGENSI MEMAHAMI HAKEKAT MANUSIA. Yogyakarta.